Laporan arus kas berguna bagi pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan perusahaan menggunakan arus kas tersebut. Laporan Arus Kas memungkinkan para pemakai laporan keuangan untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan (termasuk likwiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. Informasi arus kas juga memungkinkan para pemakai mengembangkan modal untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flows).
Arus kas dapat disusun dengan menggunakan salah satu dari dua metode berikut ini :
a. Metode langsung, dengan metode ini kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan.
b. Metode tidak langsung, dengan metode ini laba atau rugi bersih disesuaiakan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan (deferral) atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi masa lalu dan masa depan, dan unsure penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan.
Bentuk laporan arus kas, untuk kedua metode di atas seperti disajikan dalam ilustrasi berikut ini.
Metode langsung
HANI’S LAUNDRY
Laporan Arus Kas
Untuk Periode yang Berakhir 31 Januari 2008
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Penerimaan kas dari pelanggan Rp. xx
Pembayaran kas kpd pemasok atau karyawan Rp. xx
Kas yang dihasilkan dari operasi Rp. xx
Pembayaran bunga Rp. xx
Pembayarn pajak penghasila (Rp. xx)
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi Rp. xx
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Hasil dari pejualan aktiva tetap Rp. xx
Penerimaan Bunga Rp. xx
Penerimaan deviden Rp. xx
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Rp. xx
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Hasil dari pinjaman jangka panjang Rp. xx
Pembayaran hutang (Rp. xx)
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Rp. xx
Kenaikan bersih kas atau setara kas Rp. xx
Kas atau setara Kas awal periode Rp. xx
Kas atau setara Kas akhir periode Rp. xx
Metode tidak langsung
HANI’S LAUNDRY
Laporan Arus Kas
Untuk Periode yang Berakhir 31 Januari 2008
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Laba bersih sebelum pajak dan pos luar biasa Rp. xx
Penyesuaian :
Penyusutan Rp. xx
Beban bunga Rp. xx
Laba bersih sebelum perubahan modal kerja Rp. xx
Kenaikan piutang (Rp. xx)
Penuruan persediaan Rp. xx
Penurunan utang jk pendek (Rp. xx)
Kas dan Hasil Operasi Rp. xx
Pemabayaran bunga (Rp. xx)
Pembayaran PPh (Rp. xx)
Arus Kas dari Aktivitas Operasi Rp. xx
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Hasil dari penjualan aktiva tetap Rp. xx
Penerimaan Bunga Rp. xx
Penerimaan deviden Rp. xx
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Investasi Rp. xx
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Hasil dari pinjaman jangka panjang Rp. xx
Pembayaran hutang (Rp. xx)
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Rp. xx
Kenaikan bersih kas atau setara kas Rp. xx
Kas atau setara Kas awal periode Rp. xx
Kas atau setara Kas akhir periode Rp. xx
Tujuan utama laporan arus kas adalah menyediakan informasi
yang relevan mengenai penerimaan dan pembayaran kas sebuah
perusahaan selama suatu periode. Rincian pengeluaran dan penerimaan
kas di dalam laporan arus kas dapat dibedakan menjadi tiga aktivitas,
antara lain:
1. Aktivitas Operasi (operating activities)
Aktivitas ini meliputi segala aktivitas bisnis perusahaan yang
berhubungan baik secara langsung, maupun tidak langsung dengan
kegiatan operasional pokok atau yang utama dari perusahaan, yaitu
dari transaksi yang digunakan untuk menentukan laba bersih.
2. Aktivitas Investasi (investing activities)
Aktivitas ini meliputi segala kegiatan yang berhubungan dengan harta
(assets) yang terdapat pada neraca.
3. Aktivitas Pembiayaan (financing activities)
Aktivitas ini akan memiliki kaitan dengan segala transaksi atau proses
aktivitas bisnis suatu perusahaan yang mempengaruhi pos-pos
kewajiban dan ekuitas pemilik.
Para investor biasanya terlebih dahulu akan memperhatikan
laporan arus kas dibandingkan laporan laba rugi (income statement). Hal
ini dikarenakan kas adalah tergolong harta lancar yang tingkat
likuiditasnya paling tinggi diantara semua harta lancar. Karena tingkat
likuiditasnya paling tinggi, maka kas tersebut dapat dengan segera
melunasi segala kewajiban yang ada pada perusahaan terhadap investor.
Dengan kata lain, dalam keadaan yang paling buruk, sejauh mana
perusahaan dalam menjalankan aktivitas bisnisnya dapat melunasi
kewajibannya, dapat diukur dengan seberapa besar nilai kas yang ada
pada laporan arus kas-nya.
Read more: http://adycenter.blogspot.com/2012/04/laporan-arus-kas.html#ixzz1uvqkPZ7p
0 komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejak anda jika merasa tulisan dan artikel ini berguna