Semua transaksi keuangan (peristiwa ekonomi) yang terjadi di perusahaan, dari yang paling sederhana sampai dengan yang paling kompleks akan mengakibatkan perubahan di antara ke tiga komponen persamaan dasar akuntansi tersebut. Perubahan yang dimaksud bisa menambah, mengurangi, atau merubah susunan aktiva, hutang, dan/atau modal. Penyelesaian persamaan itu merupakan hasil analisis dampak dari transaksi keuangan yang terjadi.
Untuk mempermudah dalam memahami dampak dari perubahan pada persamaan dasar akuntansi sebagai akibat terjadinya transaksi keuangan, marilah kita cermati contoh kasus berikut ini. Salon Sekarkedaton milik Ny. Ayu, yang beralamat di Jl. Joyo Utomo 504 Malang , baru dibuka awal tahun 2007, ditempatkan di kamar paling depan rumahnya. Sementara kamar tersebut tidak dimasukkan sebagai asset salon, tetapi dianggap menyewa. Selama bulan Januari 2007 transaksi keuangan yang dilakukan sebagai berikut:
1. Ny. Ayu menyetor uang tunai Rp 1.000.000,00 sebagai investasi pertamanya atau modal awalnya di Salon.
2. Membeli secara tunai peralatan salon seharga Rp 300.000,00
5. Membayar uang sewa kamar untuk bulan Januari sebesar Rp 100.000,00
7. Membeli secara kredit dari Toko Makmur peralatan salon seharga Rp 500.000,00 dan perlengkapan (suplies) salon seharga Rp 200.000,00.
9. Dipinjam uang dari Bank dengan menandatangani sebuah wesel jangka 3 bulan bunga 12% per tahun senilai Rp 750.000,00
14. Menyelesaikan pekerjaan merias pengantin putri Ny. Yuli senilai Rp 450.000,00 dan dan langsung dbayar tunai
15. Dibayar gaji pegawai untuk bulan Januari Rp 150.000,00
20. Diselesaikan pekerjaan merias pengantin untuk Ibu Harmini senilai Rp 550.000,00. diterima tunai sebanyak Rp 250.000,00 dan sisanya akan dilunasi bulan Pebruari 2007
22. Diangsur utang kepada Toko Makmur sebesar Rp 200.000,00
25. Dibayar rekening listrik untuk bulan Januari Rp 75.000,00
29. Diterima dari Ibu Harmini angsuran utangnya kepada Salon sebanyak Rp 150.000,00
30. Diambil uang tunai oleh Ny. Ayu sebesar Rp 100.000,00 untuk kepentingan pribadinya.
31. Dibayar bunga atas wesel untuk bulan Januari sebesar Rp 7.500,00
Setiap transaksi keuangan pada tanggal-tanggal tersebut di atas akan membawa dampak perubahan terhadap ketiga komponen persamaan dasar akuntansi (aktiva, hutang, dan modal). Pengaruh setiap transaksi keuangan itu terhadap persamaan dasar akuntansi dapat dilihat dalam tabel berikut:
AKTIVA | HUTANG | MODAL | |||||
Tgl | Kas | Piutang Usaha | Peralatan | Perlengkapan | Hutang Usaha | Hutang | Modal |
1 | 1,000,000 | | | | | | 1,000,000 |
2 | -300,000 | | 300,000 | | | | |
5 | -100,000 | | | | | | -100,000 |
7 | | | 500,000 | 200,000 | 700,000 | | |
9 | 750,000 | | | | | 750,000 | |
14 | 450,000 | | | | | | 450,000 |
15 | -150,000 | | | | | | -150,000 |
20 | 250,000 | 300,000 | | | | | 550,000 |
22 | -200,000 | | | | -200,000 | | |
25 | -75,000 | | | | | | -75,000 |
29 | 150,000 | -150,000 | | | | | |
30 | -100,000 | | | | | | -100,000 |
31 | -7,500 | | | | | | -7,500 |
| 1.667.500 | 150.000 | 800.000 | 200.000 | 500.000 | 750.000 | 1.567.500 |
Dalam praktiknya, sepanjang perjalanan periode persamaan tersebut dapat dimodifikasi menjadi:
Asset + Beban (biaya) = Liabilities + Penghasilan + Capital
Dengan demikan, data transaksi dalam kasus yang terjadi pada salon Sekarkedaton di atas dapat disusun persamaan dasar akuntansi sebagi berikut:
Tgl | Keterangan | Aktiva + Beban = Hutang + Pendaptn + Modal | ||||
1 | Setoran pemilik | 1.000.000 | | | | 1.000.000 |
2 | Beli peralatan tunai | ± 300.000 | | | | |
5 | Bayar sewa gedung | - 100.000 | 100.000 | | | |
7 | Beli peralatan & perlengkapan | 700.000 | | 700.000 | | |
9 | Utang | 750.000 | | 750.000 | | |
14 | Hasil Rias pengantin | 450.000 | | | 450.000 | |
15 | Bayar Gaji | -150.000 | 150.000 | | | |
20 | Hasil Rias pengantin | 550.000 | | | 550.000 | |
22 | Angsur utang | - 200.000 | | - 200.000 | | |
25 | Bayar listrik | - 75.000 | 75.000 | | | |
29 | Angsuran Harmini | ±150.000 | | | | |
30 | Ambil prive | - 100.000 | | | | - 100.000 |
31 | Bunga | - 7.500 | 7.500 | | | |
Jumlah | 2.817.500 | 332.500 | 1.250.000 | 1.000.000 | 900.000 |
Dua contoh bentuk persamaan dasar akuntansi untuk menyelesaikan transaksi keuangan tersebut tampak berbeda bukan? Namun keduanya akan menghasilkan informasi yang sama. Dari persamaan pertama, dapat diketahui bahwa aktiva salon tersebut senilai Rp 2.817.500,00 yang diperoleh dengan menjumlahkan kas sebesar Rp1.667.500,00 piutang sebesar Rp150.000,00 peralatan sebesar Rp 800.000,00 dan perlengkapan sebesar Rp 200.000,00. Hutang salon senilai Rp 1.250.000,00 diperoleh dengan cara menjumlahkan hutang usaha Rp 500.000,00 dan hutang wesel sebesar Rp 750.000,00. Modal yang dimiliki salon senilai Rp 1.567.500,00. Dari persamaan kedua, dapat diketahui secara langsung bahwa aktiva salon tersebut sebesar Rp 2.817.500,00 dan hutangnya sebesar Rp 1.250.000,00 sedangkan modal salon sebesar Rp 1.567.500,00 yang diperoleh dengan cara menambahkan modal Rp 900.000,00 dengan pendapatan sebesar Rp 1.000.000,00 dan dikurangi beban sebesar Rp 332.500,00. Cara yang digunakan untuk melaksanakan pencatatan setiap transaksi keuangan boleh berbeda, namun informasi yang dihasilkannya harus sama.
Dalam penyelesaian persamaan pertama, membuat penggolongan pada aktiva dan hutang, sedangkan beban dan pendapatan langsung ditambah atau dikurangkan pada modal. Pada persamaan kedua unsur aktiva dan hutang tidak digolong-golongkan, tetapi beban dan pendapatan dipisahkan dari modal. Dalam praktik di dunia kerja Anda dapat menggunakan salah satu dari kedua persamaan itu, mengingat bahwa hasil akhir atau informasi yang dihasilkan sama.
Penyelesaian transaksi ke dalam persamaan kedua terdapat tanda ± yaitu pada tanggal 2 dan 29 Januari 2007. Tanda itu merupakan contoh transaksi yang menyebabkan perubahan terhadap susunan aktiva. Akibat transaksi tanggal 2 Januari, aktiva yang semula berupa uang tunai (kas) Rp 300.000,00 berubah menjadi peralatan salon dengan nilai yang sama, sedangkan transaksi tanggal 29 Januari menyebabkan berubahnya aktiva yang semula piutang sebesar Rp 150.000,00 menjadi uang tunai dengan nilai yang sama. Kedua contoh transaksi tersebut tidak menyebabkan bertambah atau berkurangnya nilai aktiva, hutang, maupun modal. Contoh transaksi lain, mengaksep wesel atas hutang usaha pada perusahaan lain. Transaksi ini menyebabkan susunan hutang berubah, yakni semula berupa hutang usaha berubah menjadi hutang wesel.
Selain itu, pada kenyataan di dunia bisnis akan banyak Anda jumpai transaksi-transaksi serupa, yaitu transaksi yang menyebabkan berubahnya aktiva, hutang, atau modal. Contoh-contoh yang disajikan di atas hanya merupakan sebagian kecil dari transaksi yang sebenarnya. Diharapkan contoh-contoh itu dapat digunakan sebagai acuan dalam penyikapan akuntansi jika ada transaksi yang sejenis.
0 komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejak anda jika merasa tulisan dan artikel ini berguna